REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina EP menganggarkan Rp 1,6 triliun untuk bisa melaksanakan teknologi full scale Enhanced Oil Recovery (EOR). Teknologi yang diyakini akan meningkatkan produksi ini akan dilakukan pada Kuartal 4 2021 mendatang.
Vice President EOR Pertamina EP Andi W Bachtiar menjelaskan injeksi bahan kimia atau teknologi EOR ini akan dilakukan di Lapangan Tanjung, Kalimantan Selatan. Lebih lanjut, ia menjelaskan, uji coba atau pilot project penggunaan kimia dalam EOR sebelumnya sudah dilakukan anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut di Lapangan Tanjung.
Uji coba di Lapangan Tanjung dilakukan dengan cara menginjeksikan polymer. Proyek EOR dengan injeksi polymer, kata Andi, mempunyai potensi yang besar di Pertamina.
"Proyek polymer di lapangan Tanjung dimulai di akhir 2018. Pemilihan metode injeksi polymer di Lapangan Tanjung didasarkan pada seleksi dengan kriteria-kriteria tertentu, seperti temperatur reservoir, fluida reservoir, dan kondisi geologi," jelas Andi, Selasa (12/3).
Ia menjelaskan teknik tersebut terbukti dapat meningkatkan perolehan minyak dan telah banyak digunakan di lebih dari 50 lapangan minyak di dunia. Ia juga menyebutkan, pengembangan Lapangan Tanjung membutuhkan biaya operasi sebesar 40 dolar AS per barel dengan puncak produksi sebesar 25 ribu barel per hari di 2034, dan investasi sebesar 116 Juta dolar AS.
Andi menuturkan, pihaknya menilai, proyek ini masih ekonomis untuk diimplementasikan. Pertimbangan keekonomiannya, lanjut Andi, dilihat dari biaya untuk belanja modal ada di pemboran, workover, pembangunan fasilitas permukaan (fasilitas produksi dan injeksi, water treatment, dan pembangkit listrik), sedangkan biaya operasional hanya untuk biaya kimia.
"Biaya operasi saat ini sebesar 15-45 dolar AS per barel dengan rata-rata harga minyak 25 dolar AS per barel. Target Internal Rate of Return (IRR) sebesar 13 persen," tutur Andi.
https://ift.tt/2Ci2h3B
March 12, 2019 at 06:11PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Ci2h3B
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment