REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi penembakan di Masjid di Christchurch Selandia Baru membuka mata dunia bahwa terorisme tidak memandang agama. Pelaku terorisme bisa dari umat agama apa saja, kapan saja, dan dimana saja.
Anggota Fraksi PKS Tamsil Linrung mengatakan aksi penembakan tersebut merupakan tindakan yang sangat biadab dan menggores nilai-nilai kemanusiaan. "Sangat pantas kita mengutuk perbuatan biadab ini," kata Tamsil, Jumat (15/3).
Kasus penembakan ini, kata Tamsil, juga telah membuka mata pimpinan dunia tentang terorisme. Termasuk Perdana Menteri Australia Scott Morrison, yang mengakui kalau warga negaranya sengaja datang ke Selandia Baru untuk melakukan aksi teror.
Padahal, menurut Tamsil, selama ini Australia hanya bereaksi terhadap aksi-aksi teror yang pelakunya muslim. "Mata dunia terbuka bahwa pelaku teror bisa dilakukan umat agama apa saja," kata calon anggota DPD dapil Sulawesi Selatan ini.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, Jumat (15/3), mengatakan penembakan di masjid merupakan serangan teroris yang terencana dengan baik. Sebanyak empat orang, yakni tiga laki-laki dan seorang perempuan telah ditahan polisi. Satu di antara mereka berkewarganegaraan Australia.
Seorang pria yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu menggambarkan pendapatnya yang anti-imigran dam sebuah manifesto. Pria 28 tahun tersebut berkulit putih dan datang ke Selandia Baru hanya untuk merencanakan dan berlatih melakukan serangan di masjid itu.
"Ini adalah orang-orang yang menurut saya memiliki paham ekstremis, yang jelas-jelas tidak punya tempat di Selandia Baru," ujar Ardern.
https://ift.tt/2XWv8DX
March 15, 2019 at 07:13PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2XWv8DX
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment