REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ilmuwan Cina He Jiankui yang mengejutkan dunia dengan mengatakan telah merekayasa gen terhadap kembar perempuan Nana dan Lulu dilaporkan sudah hilang selama sepekan terakhir.
Minggu lalu, Dr He mendapatkan kritikan tajam dari para dokter dan akademisi karena menggunakan teknik rekayasa gen yang dikenal dengan nama CRISPR-Cas9 untuk mengubah gen kembar tersebut dalam usaha melindungi mereka dari infeksi karena virus yang diderita ayahnya. Sebagai seorang tenaga pengajar di Southern University of Science and Technology (SUST) di Shenzhen (Cina) Dr He membela diri dalam Konprensi Internasional di Hong Kong mengatakan dia bangga dengan apa yang dilakukannya.
Namun setelah ratusan ilmuwan, pemerintah Cina dan bahkan universitasnya sendiri mengecam tindakan tersebut, Dr He tampaknya menghilang dan tidak diketahui keberadaannya sejak Rabu.
Di mana Dr He?
Sehari setelah kemunculannya di Hong Kong, Beijing mengeluarkan kritikan tajam dengan usaha rekayasa gen tersebut. Kepala Komisi Kesehatan Cina, Kementerian Sains dan Teknologi, dan Asosiasi Sains dan Teknologi Cina mengatakan bahwa insiden tersebut 'sangat memalukan' dan unit yang berkenaan dengan kegiatan tersebut diminta untuk menghentikan kegiatan penelitian mereka.
Wakil Menteri Sains dan Teknologi Cina Xu Nanping segera menutup lab Dr He dan meminta adanya penyelidikan penuh dan mengatakan ilmuwan yang terlibat akan dikenai hukuman. Menurut laporan media Hong Kong, rektor universitas tersebut Chen Shiyi secara pribadi terbang ke Hong Kong untuk menjemput dan membawa De He kembali ke Shenzhen, di mana dia 'dikenai tahanan rumah".
Universitas di Shenzhen membantah bahwa Dr He ditahan, dan mengatakan kepada harian South China Morning Post 'tidak ada seorang pun yang memberikan informasi akurat' mengenai keberadaan Dr He namun menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Menurut harian milik pemerintah Zhejiang Daily, kantor Dr He di departemen biologi di universitas tersebut telah ditutup dan papan nama Dr He telah ditutupi dengan kertas yang bertuliskan 'jangan masuk, akan menjadi tanggung jawab anda sendiri bila melakukannya"
Seorang wartawan Zhejang Daily mendapat pemberitahuan dari Peng Chen, direktur perusahaan Vienomics Bio Tech — perusahaan yang didirikannya bersama Dr He di tahun 2016 — mereka tidak bisa menemukan atau mengadakan kontak dengan Dr He sejak berita penelitiannya menjadi viral. .
ABC juga sudah berusaha beberapa kali menghubungi telepon genggam Dr He namun tidak mendapat jawaban.
Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini
https://ift.tt/2Qfwbyx
December 07, 2018 at 05:40PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Qfwbyx
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment