Friday, March 15, 2019

Akun Facebook Islamofobia Dikendalikan dari Negara Balkan

Facebook telah menutup akun yang menyerukan kebencian.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Beberapa akun Facebook populer dengan jumlah follower besar di Australia yang selama ini mewadahi sikap anti-Islam dan anti-pengungsi ternyata dikendalikan dari negara Balkan. Pemilik akun tersebut mengeruk keuntungan dengan memonetisasi laman mereka.

Investigasi ABC News mengidentifikasi setidaknya empat akun populer dengan karateristik serupa, dikelola oleh admin yang berbasis di Kosovo, Albania, dan Republik Makedonia Utara.

Informasi lokasi admin kini bisa ditemukan menyusul langkah Facebook di Australia dalam transparansi periklanan sejalan dengan yang diterapkan di Amerika Serikat sejak pertengahan 2018.

Keempat laman FB populer itu banyak menampilkan postingan patriotik, agitasi. Beritanya kebanyakan dikutip dari satu website khusus yang berfungsi mengemas ulang konten yang dicuri dari lembaga pemberitaan resmi. Berita ABC sendiri sering disalahgunakan di sini.

Konten anti-orang asing berfokus pada topik seperti pengungsi, imigrasi, Muslim, Islam dan kebebasan berbicara. Akun-akun ini menyasar politisi dari Partai Buruh, Partai Hijau, dan tokoh liberal moderat.

Secara total follower FB jaringan ini lebih dari 30 ribu akun sejak beberapa tahun terakhir. Akun paling populer, "Australians against Sharia", sudah eksis sejak Juni 2013.

Tiga akun lainnya yaitu "Aussie infidels", "Stop the Mosque in Melbourne" serta "Stop all Mosque in Narre Warren". Narre Warren adalah sebuah kawasan di pinggiran Melbourne.

Akun "Australians against Sharia" paling sering mendukung Senator Fraser Anning dari Queensland, namun tidak berarti dia memiliki kaitan dengan akun atau admin akun tersebut. Facebook telah menutup akun-akun dimaksud, karena dianggap melanggar kebijakan FB.

"Kami menutup akun tersebut berdasarkan perilaku mereka, bukan konten yang mereka posting," ujar Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan cybersecurity Facebook.

Akun-akun ini berpusat pada website berita di alamat HealthyNewsFree.tech. Mereka juga menyebut diri sebagai "Worldwide", "Worldwide Press" dan "Gaya Hidup Sehat".

Kepemilikan website ini ditutupi. Namun fakta bahwa konten website ini menjadi satu-satunya yang dipromosikan oleh akun-akun FB tersebut, menunjukkan adanya kaitan keduanya.

Beberapa artikel di website ini ditulis dalam bahasa Albania, terkait dengan peristiwa di Kosovo, di mana 90 persen penduduknya merupakan etnik Albania. Jika Anda membuka FB di ponsel dan mengklik postingan dari salah satu akun tersebut, kontennya akan dilink ke format Facebook yang dikenal sebagai Artikel Instan (AI).

Versi AI dari konten ini disimpan di server Facebook, bukan di server website penerbitnya. Itu memungkinkan kontennya tampil lebih cepat. Hal ini juga memungkinkan Facebook menentukan iklan yang akan muncul di versi AI. Penerbit konten itu akan menerima komisi iklan dari FB.

Website rujukan akun-akun FB tersebut mencuri konten berbahasa Inggris dari ABC, The Sydney Morning Herald, Mail Online, The West Australian, Reader's Digest, dan The Daily Express.

Facebook, yang selama beberapa tahun terakhir menerima banyak keluhan tentang privasi, kemudian mengeluarkan website itu dari Artikel Instan. Tahun lalu, Media Matters for America, kelompok nirlaba di AS yang memantau informasi konservatif, menemukan jaringan serupa beroperasi di Kosovo yang memposting berita palsu kepada audiens Amerika.

Orang-orang di balik jaringan ini berada di kota Podujevo di Kosovo utara, dua setengah jam perjalanan dari Veles. Dan minggu lalu Facebook mengumumkan menutup 168 akun Facebook dan Instagram yang terkait dengan dua jaringan terpisah yang dikelola dari Inggris, Pakistan dan Rumania.

Jaringan ini dituduh menghasut kebencian dan perpecahan politik di Inggris dan Rumania.

Simak berita selengkapnya dalam Bahasa Inggris di sini.

Ikuti juga berita lainnya dari ABC Indonesia.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2u5Sp8A
March 15, 2019 at 04:05PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2u5Sp8A
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment