REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Energi Reforminer, Komaidi Notonegoro menilai langkah Pertamina yang hendak menyebar kembali elpiji tiga kilogram nonsubsidi bisa menjadi cara untuk mengajak masyarakat beralih dari elpiji gas melon yang bersubsidi.
Komaidi menjelaskan selama ini penyaluran gas melon kerap tidak tepat sasaran. Akibatnya, masyarakat yang membutuhkan malah tidak mendapatkan akses untuk gas melon bersubsidi tersebut.
"Paling tidak yang positif dari informasi tersebut ada upaya memberikan opsi. Selama ini opsi terbatas masyarakat yg tidak berhak diminta bergeser ke tabubg dengan kemasan lebih besar," ujar Komaidi kepada Republika.co.id, Jumat (15/3).
Disatu sisi untuk masyarakat kelas menengah yang dilaporkan banyak menggunakan gas melon bersubsidi menurut Komaidi karena alasan gaya hidup. Dengan adanya gas elpiji non subsidi maka bisa menjadi opsi bagi kalangan menengah untuk tidak lagi memakai gas melon bersubsidi.
"Misal untuk profesional muda dan kekuarga muda yg tidak banyak waktu untuk memasak mungkin kebutuhanny yg ukuran kecil. Apalagi kalo mereka tinggal di apartemen misalnya. Dari sisi kepraktisan melon lebih praktis," ujar Komaidi.
PT Pertamina (Persero) sejak tahun lalu melakukan uji pasar tabung elpiji tiga kilogram nonsubsidi di Jakarta dan Surabaya. Pertamina melepas 5.000 tabung gas elpiji tiga kilogram pada uji pasar tahap pertama kemarin.
Direktur Pemasaran Retail Pertamina, Mas'ud Khamid mengatakan awal April esok, Pertamina akan melakukan uji pasar tahap II dengan melepas 5.000 tabung elpiji tiga kilogram non subsidi kembali.
"Setelah ini memang akan kita evaluasi. Iya kan sudah 5.000 tabung pertama. Nah, akhir maret besok baru tambah lagi 5.000 tabung kedua," ujar Mas'ud.
Ia juga menjelaskan upaya ini dilakukan perusahaan untuk bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk bisa beralih dari subsdi ke non subsdi. Untuk bisa membiasakan hal tersebut, kata Mas'ud kedepan Pertamina akan menyalurkan elpiji baik subsidi maupun tidak melalui satu distributor.
"Selama ini kan agen PSO non PSO terpisah. Nah, nanti kita coba untuk saling mengisi. 3Kg subsidi nanti titipkan PSO, sebaliknya lalu. Jadi satu ttik distribusi ada dua pilihan," ujar Mas'ud.
https://ift.tt/2Cm1tL8
March 15, 2019 at 04:28PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Cm1tL8
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment