REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyambut baik pembentukan konsorsium halal Center Jabar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Barat. Menurut Ridwan Kamil, dengan adanya konsorsium ini pelayanan produk halal ini bisa lebih cepat.
"Kan tugasnya bisa dibagi-bagi sehingga siapa pun yang tinggal di Jabar akan merasakan tenang, aman dan nyaman produknya di dukung oleh sistem," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Selasa (26/3).
Menurut Emil, masyarakat Jabar pun nanti akan merasa aman karena produk yang dikonsumsi adalah barang-barang halal. Halal sendiri, terbagi atas zat, sifatnya, cara mendapatkannya, dan cara pengolahannya.
"BI berkepentingan karena peredaran barang-barang ini luar biasa. Kalau ada sedikit dimensi kekeliruan nanti berdampak pada inflasi juga," katanya.
Sehingga, kata dia, BI ingin harga terjangkau, inflasi rendah, produk aman dan nyaman. Tugas gubernur, menyatukan itu. Januari ini, sudah ratusan UMKM difasilitasi untuk sertifikasi halal.
"Jadi saya imbau pada masyarakat dan pelaku usaha sebelum melaunching produknya ke masyarakat pastikan dapat sertifikasi halal. Setelah itu silahkan berbisnis," kata Emil seraya mengatakan masyarakat kalau kesulitan bisa menghubungi konsorsium ini untuk kemudahan mendapatkan sertifikasi halal.
Emil menuturkan, hari ini Jawa Barat kembali selangkah lebih maju dimana kini sedang bergerak menjadi provinsi percontohan dalam peradaban Islam khususnya tentang pelayanan sertifikasi halal.
"Hari ini satu langkah maju kita hadirkan yaitu Jabar sedang brgerak menjadi percontohan dalam peradaban Islam," katanya.
Menurutnya, hal itu penting sebab Jabar adalah masyarakat konsumsi cukup tinggi di Indonesia. Ia mencontohkan, sapi dari Jabar saja hanya mampu mencukupi 30 persen kebutuhan pangan seluruh masyarakat.
"Jabar itu bangsa pengkonsumsi, sapi Jabar hanya cukup 30 persen, saya khawatir orang memanfaatkan maka, semua produk yg beredar di jabar harus aman tersetifikasi halal," kata Emil.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar, Doni P Joewono, makanan halal potensinya di Indonesia cukup besar. Bahkan, pada 2021 potensinya diperkirakan hampir Rp 2 triliun. Artinya, itu besar sekali. Pada 2015, halal food ini mencapai 1,17 us triliun dolar.
"Indonesia big market ini, pangsanya besar sehingga memang tujuan kita sertifikasi halal itu bagian dari sini produk kita tidak akan bisa diterima dunia karena kita tidak punya standarisasi untuk serifikasi halal ini," kata dia.
https://ift.tt/2OsoII9
March 27, 2019 at 02:25PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2OsoII9
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment