REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sungguh beruntung orang yang beriman kepada Rasulullah SAW, baik yang pernah menjumpai beliau langsung maupun tidak di dunia ini. Sebab, umat manusia yang beriman itu memiliki berbagai keutamaan di sisi Allah SWT.
Hal itu diisyaratkan dalam kisah tentang Nabi Musa AS. Seperti diketahui, jarak waktu antara Nabi Musa dan Nabi Muhammad SAW sungguh jauh, merentang berabad-abad lamanya.
Namun, informasi tentang kemuliaan Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir telah diketahui Nabi Musa AS. Hal itu diperolehnya dari wahyu Allah SWT.
Seperti diriwayatkan Abul Laits as-Samarqandi, berikut ini kisah munajat Nabi Musa AS. Sebelumnya, pemimpin Bani Israil itu menerima sejumlah kabar tentang keutamaan umat yang beriman kepada-Nya pada akhir zaman.
"Ya Tuhanku, aku mendapatkan dalam alwaah, terdapat suatu umat yang bisa memberikan syafaat dan syafaat mereka akan diterima. Kumohon jadikanlah mereka itu umatku," pinta Nabi Musa AS.
"Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam," jawab Allah SWT.
"Wahai Tuhanku, aku juga mendapatkan (dalam alwaah), terdapat umat yang mereka dapat menebus dosa dengan cukup melaksanakan shalat lima waktu. Kumohon jadikanlah mereka itu umatku," Nabi Musa AS bermohon.
"Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam," jawab Allah Ta'ala.
"Wahai Tuhanku, aku juga mendapatkan (dalam alwaah), ada umat yang akan membasmi kesesatan, sampai-sampai mereka akan membunuh Dajjal, si yang bermata satu. Jadikanlah mereka umatku," pinta Nabi Musa AS.
"Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam," jawab Allah kemudian.
Ingin Jadi Umat Rasul SAW
Demikianlah Nabi Musa AS terus-menerus berdoa. Berturut-turut disebutkannya tentang sifat suatu umat yang gemar bersuci dengan air dan tanah; umat yang boleh menerima harta rampasan perang (dalam syariat Nabi Musa, ghanimah mesti dikumpulkan untuk kemudian dibakar); dan umat yang mengalami pelipatgandaan pahala.
Ihwal terakhir itu perinciannya sebagai berikut. Bila menjadi bagian dari umat ini, seseorang yang hanya berniat mengerjakan kebaikan--belum sampai mewujudkannya--maka malaikat mencatat baginya satu pahala kebaikan.
Bila niat baik itu dilaksanakan, maka pahala baginya 10 hingga 700 kali lipat kebajikan atau bahkan lebih. Kalau orang tadi berniat kejahatan, maka tidak ditulis apa-apa baginya. Jika niat jahat itu dilakukan, maka malaikat mencatat untuknya hanya satu kejahatan.
"Jadikanlah mereka (yang demikian itu) umatku," Nabi Musa AS terus memohon. Namun, jawaban yang datang kepadanya tetap sama: yang memeroleh keistimewaan itu adalah umat Nabi Muhammad SAW.
Tidak berhenti di sana, masih banyak pula keistimewaan umat Rasulullah SAW. Misalnya, sebanyak 70 ribu orang di antara mereka masuk surga tanpa melalui hisab. Kemudian, mereka seluruhnya disebut Allah SWT sebagai sebaik-baik umat karena menyuruh pada kebaikan dan mencegah kemunkaran (amr ma'ruf nahi munkar).
Meski muncul paling akhir, yakni menjelang Hari Kiamat, tetapi kelak di akhirat mereka-lah yang masuk surga paling awal dibanding umat-umat lain. Mereka juga menghafal Kitab-Nya di dalam dada serta gemar membacanya.
Setiap kali Nabi Musa AS bermunajat kepada-Nya supaya sifat-sifat itu diberikan kepada umatnya, Bani Israil, jawaban yang sama datang dari Zat Yang Mahakuasa: "Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam."
Karena itu, Nabi Musa AS kemudian berkata, "Ya Allah, ingin sekali aku menjadi umatnya (Muhammad SAW)."
Maka Allah berfirman kepadanya, "Wahai Musa, Aku telah memilih engkau dan segenap manusia untuk menerima risalah-Ku dan firman-Ku. Maka terimalah apa yang telah Aku beri kepadamu. Jadikanlah dirimu termasuk orang-orang yang bersyukur."
https://ift.tt/2HkEap4
March 13, 2019 at 03:22PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2HkEap4
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment