REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran masjid sebagai simbol kebersamaan umat Islam dan basis penanaman etika dan moral berdasarkan nilai-nilai agama bukannya tanpa tantangan. Salah seorang tokoh komunitas Muslim Kanada, Daood Hassan menjelaskan, memasuki tahun 1980-an, pola pikir dan hubungan antarumat Islam terjadi pergeseran yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, meluasnya hubungan umat Islam dengan umat beragama lain memengaruhi cara pandangnya terhadap arti ukhuwah Islamiyah. Umat Muslim Kanada saat ini merupakan generasi ketiga atau keempat yang tidak lagi mengenal tradisi lokal pendahulu mereka, termasuk tidak mampu berbicara bahasa asalnya. Nilai-nilai modernitas jauh lebih berpengaruh ketimbang nilai-nilai lokal dan agama yang diwarisi para orang tua.
Kedua, perkembangan teknologi informasi menggantikan otoritas institusi keluarga dan agama dalam mengatur semua lini kehidupan. Generasi muda cenderung lebih mandiri menyikapi realitas di luar dirinya dengan menafikan ajaran-ajaran yang bersumber dari agama.
Teknologi informasi menyediakan apa saja yang dibutuhkan oleh generasi muda dan memengaruhi mereka untuk menjadikan sumber-sumber global sebagai tuntunan hidup daripada sumber-sumber tradisi dan agama.
Inilah pekerjaan rumah bagi keluarga Muslim dan juga bagi Masjid dalam memainkan perannya secara optimal sebagai pemersatu dan mendapatkan tempat utama di hati para generasi muda.
''Meski demikian, Islam telah menjelma sebagai agama yang sangat penting dalam dinamika kehidupan masyarakat Kanada secara keseluruhan,'' kata Daood Hassan.
https://ift.tt/2C4b9K4
March 06, 2019 at 03:00PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2C4b9K4
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment