REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan pengembangan industri kecil menengah (IKM) yang terintegrasi dengan teknologi digital melalui program e-Smart atau Smart Elektronik IKM. Sejak diluncurkan pada 2017 silam, pelaku usaha IKM berbasis digital berhasil meraup omzet hingga Rp 1,5 miliar.
Adapun program Smart Elektronik IKM merupakan sistem basis data IKM nasional yang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada. Hal itu dengan tujuan semakin meningkatkan akses pasar IKM melalui pemasaran internet.
“Sebanyak 5.945 pelaku usaha IKM berbasis teknologi digital ini telah bekerja sama dengan marketplace yang sudah besar,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartato dalam keterangan pers yang diterima Republika, Jumat (8/3).
Kerja sama tersebut dilakukan dengan Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia. Menurutnya, revolusi industri 4.0 merupakan sebuah kekuatan besar di sektor industri karena tidak hanya dimanfaatkan untuk proses produksi, tetapi juga mampu melahirkan model bisnis baru.
Untuk itu dia menilai, industri nasional membutuhkan pembenahan terutama dalam penguasaan teknologi yang menjadi kunci utama penentu daya saing di era industri 4.0. Dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, salah satu yang menjadi prioritas pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan era digitalisasi.
Berdasarkan studi McKinsey, kebutuhan tenaga kerja industri di bidang digital akan bertambah sebesar 17 juta orang hingga 2025. Di mana empat juta orang akan bekerja di sektor industri dan sisanya di sektor jasa terkait.
“Kesempatan ini harus kita rebut, oleh karenanya tahun ini Kemenperin mengucurkan dana hingga Rp 1,78 triliun dalam pengembangan SDM industri,” katanya.
https://ift.tt/2VKxZxH
March 08, 2019 at 06:19AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2VKxZxH
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment